Kamis, 24 Januari 2013

FAIRY TAIL CHAPTER 241

                                                         FAIRY TAIL CHAPTER 241






Ultear mengeluarkan sihir ukiran Ull, Rosen Corone.
"Hah Hah Hah ..."

"Aku tak pernah mengira ..." Gray masih mampu bergerak.
"!??"
"Kalau aku bisa melihat itu lagi ...
Sihir milik Ull ...
Aku sudah menduganya,
kau memang memiliki darah yang sama dengannya" Gray mencoba untuk berdiri.

"Diam!!!!" Lagi-lagi Ultear menyerang dengan menggunakan sihir es, membuat tubuh Gray terhantam untuk kesekian kalinya.


Ultear kembali menyerang, akan tetapi, karena terlalu bersemangat tubuhnya terpeleset dan hendak jatuh. Dengan cepat, Gray meraih tubuh Ultear.

"Apa yang terjadi padamu sampai kau bertindak sejauh ini!??
Kenapa kau lakukan semua ini!????"
"Aku bilang diam!!!!" Ultear meronta dan akhirnya, tubuh mereka berdua berguling hingga jatuh ke jurang.

"Orang sepertimu tidak akan pernah mengerti!!!" Teriak Ultear di pelukan Gray.

Kemudian, Ultear teringat akan masa lalunya ...

"Aku ...
Telah dibuang oleh ibuku ...
Aku dibawa oleh ibuku ke laboratorium penelitian sihir ...
Sejak kecil, aku telah menjadi subjek eksperimen untuk meningkatkan kekuatan sihir ...
Mereka meninggalkan tubuhku dan hatiku dalam kekacauan ...
Lalu suatu hari, aku melarikan diri dan pergi ke rumah untuk mencari ibuku ...
Tapi yang ku lihat setelah kembali adalah ...
Wajah ibuku penuh dengan kebahagiaan bersama dengan kedua murid tercintanya ...
Ibuku mencampakanku dan memiliki anak-anak baru dalam hidupnya ...
Dia meninggalkanku demi murid-muridnya, aku tak akan pernah memaafkannya ...
Kemudian, aku kembali ke laboratorium penelitian sihir ...
Dan akhirnya, aku mendapatkan kekuatan sihir ...
Dengan begitu, aku akan bisa membalas dendam pada ibuku ...
...
Tidak lama setelahnya, aku mendapat informasi tentang Zeref ...
Serta organisasi sihir kegelapan yang dipimpinnya ..."

"Ketika Zeref dibangkitkan lagi ...
Sihir Dunia terkuat akan menjadi sempurna" Seseorang menghampiri Ultear kecil yang sedang membaca tumpukan buku di perpustakaan.
"Sihir Dunia Terkuat??" Ultear menghadap ke orang tadi yang ternyata tidak lain adalah Master Hades.

"Tidak akan ada sihir yang tidak bisa kau miliki di Dunia itu ...
Dan ada sihir yang bisa membawa kembali kebahagiaanmu yang telah hilang" Ucap Hades.

"Membawa kembali kebahagiaanku yang telah hilang??"

"Sihir Waktu" Ucap Hades.
"Di Dunia ini, hanya sedikit saja yang mengetahui tentang sihir waktu ...
Itu adalah sihir yang telah lama terlupakan dari zaman kuno ...
Tapi di dalam Dunia Sihir Terkuat, sihir tersebut akan menjadi sempurna ...
Degannya kau akan bisa berjalan melintasi waktu dan merubah segala yang kau inginkan" Jelas Hades.

Gray dan Ultear terjatuh ke laut ...

"Aku akan melakukan ini ...
Dengan begitu, aku akan memperbaiki segalanya ...
Merubah kutukan menjadi sebuah kehidupan dimana aku bisa menemukan kebahagiaan ...
Aku akan menyempurnakan sihir Dunia Terkuat!!!" Pikir Ultear dalam air.

"Tolong aku ..." Ultear mendengar suatu suara.

"Apa?
Suara apa itu??"

"Tolong aku ...
Tolong!"

"Suara itu lagi??"

"Anak ini lahir dengan memiliki begitu banyak kekuatan sihir ...
Tolong aku!"

"Apa ini???
Kenangan ibuku???"

Ternyata apa yang didengar oleh Ultear adalah kenangan dari masa lalunya yang sebelumnya belum ia ketahui.

Terlintas bayangan apa yang sebenarnya terjadi. Ull membawa anaknya ke laboratorium bukan untuk meninggalkannya dan menjadikannya subjek penelitian. Melainkan, untuk menolongnya karena ia terlahir dengan kekuatan sihir yang terlalu besar.

"Kenapa aku baru melihat bayangan ini sekarang??" Ultear tak mengerti.

"Ull telah meleleh di Pulau Galuna dan tersapu oleh ombak lautan ..."

"Lautan ...
Jadi aku sedang berada di dalam ibuku??"

"Dia mati!??
Apa maksudmu dia mati!???" Ull menangis karena mendengar kabar bohong dari peneliti di laboratorium.
"Kau tidak perlu melihat jasadnya, terlalu menyedihkan" Ucap para peneliti.

"Kembalikan putriku!!!
Kembalikan Ultearku!!!!!" Ull menangis tersedu-sedu. Ia sangat sedih saat tahu anaknya meninggal.

Teryata, Ull tidak pernah mencari-cari anaknya karena ia mengira anaknya sudah mati.

"I-Ini ...
Ini tak seperti apa yang selalu ku ingat" Pikir Ultear yang baru mengetahui kenyataan ini.

"Ice Make ...
Gungunir!!!!!!!"

Gray membekukan tubuh Ultear.

"Ull pernah menceritakan tentangmu kepadaku ...
Walau dia hanya mengatakannya sekali saja, aku masih ingat sampai sekarang ..." Ucap Gray yang sudah berada di permukaan laut.

Dulu, Ull pernah berkata begini pada murid-muridnya ...

"Ketika gadis itu lahir, aku merasakan seberkas sinar yang terang di dalam hatinya ...
Dan aku memimpikan sebuah masa depan penuh harapan untuknya ...
Aku begitu bahagia ...
Dimulai dari tubuh kecilnya ini ...
Menjadi genggaman masa depan yang tak terbatas ...
Kekuatan Hidup ...
Aku tak bisa menghentikan air mata kebahagiaan yang terus mengalir ..."

Ultear benar-benar salah paham, dia baru mengetahui betapa Ull mencintainya. Ia benar-benar menyesal ...

"Aku ingin mendapatkan sihir Dunia Terkuat" Namun demikian, Ull masih ingin mencapai sihir Dunia Terkuat.
"Aku ingin mengembalikan waktu ke saat sebelum aku membenci ibuku" Pikirnya.

"Semua yang aku inginkan hanyalah untuk bisa berkumpul kembali dengan ibu ..." Pikir Ultear yang sudah kalah.

Setelah itu, Graypun membawa tubuh Ultear yang jatuh ke laut kembali ke darat dan bergegas melanjutlkan pertempuran.

"Pertarunganku sudah selesai ...
Tetapi, pertempuranku masih jauh dari selesai" Ucapnya.

"Kau tidak akan menang melawan Hades" Ucap Ultear.

"Yah, aku tahu itu" Ucap Gray.

"Eh??"

"Tidak mungkin aku bisa melakukannya sendiri" Ucap Gray.

Mengalahkan Master Hades sendirian memang hal yang mustahil. Akan tetapi, Gray masih punya teman-teman yang akan membantunya.

-To be Continued-

Sumber : beelzeta

FAIRY TAIL CHAPTER 240

FAIRY TAIL CHAPTER 240




Grey menghantam tubuh Ultear. Akan tetapi, Ultear masih bisa bertahan dari serangan tersebut.

"Ultear!!!" Meldy khawatir.
"Aku tak apa-apa!
Cepat kau bawa Zeref ke titik keluar!!"

"I-Iya" Meldy membawa Zeref pergi.


"Juvia!
Sadarlah!!" Ucap Grey.

"Suara Grey-sama ..." Juvia langsung bangun.
"Juvia sadarkan diri karena suara Grey-sama ...
Sungguh ciuman matahari, apa aku terbaring di bawah sekarang??"

"Hei, lupakan soal itu, cepat kejar mereka!!
Jangan biarkan mereka mendapat Zeref!!!" Grey menunjuk ke Meldy yang menggendong tubuh Zeref.
"Baik ..." Juvia menerima perintah tersebut dengan penuh cinta.

"Ukkhh ..."
Tapi tiba-tiba, ia merasakan rasa sakit di kakinya ...
"Kakiku ..." Juvia baru ingat kalau kakinya sempat mendapat serangan dari Meldy.

"Juvia!!!"

"Tenag saja!!!
Jika ini perintah Grey-sama, luka seperti ini tak ada apa-apanya!!" Juvia mengejar Meldy dengan merangkak.

"..." Grey terdiam.

Jbuakhhh!!!!

Lengahnya Grey dimanfaatkan oleh Ultear, dengan kuat ia menendang kepala Gray. Grya terpental.


Dan tak hanya sampai sana, Ultear mengeluarkan bola kristal dan lalu menembakannya ke Grey.

"Ice Make ...
Lance!!!" Grey balik menyerang dengan tembakan es.

"Percepat waktu es ini ke masa depan!!!" Ultear menggunakan sihir waktunya.
"Menguap!!!!"

Dengan itu, Ultear membuat es Grey menjadi menguap.

"!??"

Grey tak menyerah ...

"Hammer!!!" Lagi-lagi Grey menyerang. Namun lagi-lagi juga, Ultear menguapkannya dengan sihir waktu yang ia miliki.

"Sihir esku tidak mempan??"

"Bukankah itu sudah jelas?
Sihir waktu adalah sihir yang ku pelajari untuk membunuh pengguna sihir ...
Sihir yang ku pelajari untuk membunuh ibuku ..."

"Untuk membunuh Ull katamu ...
Cih"

"Aku selalu membenci dirinya!!!!" Ultear begitu membenci ibunya karena ia lebih mencintai muridnya. Padahal sebenarnya, Ull sangat mencintainya. Grey teringat kalau saat masih kecil dulu, tak sengaja ia melihat gurunya menangis sambil memeluk baju untuk Ultear.

"Haah!!!!" Ultear mengeluarkan puluhan bola kristal untuk menyerang Grey.
Namun, Grey menahan dengan sihir es.

"Sia-sia saja!!
Flash Forward!!!" Serangan Ultear menembus pertahanan Grey.

"Ull ...
Dia selalu memikirkanmu" Ucap grey.

"!??
Apa maksudmu??"

"Sungguh menyedihkan ...
Semua itu tak bisa ia sampaikan padamu, benar-benar menyedihkan ..."

Grey memukul Ultear, akan tetapi, Ultear memblok serangan tersebut dan melempar tubuh Grey.

"Apa sekarang kau mau bertarung fisik karena sihir esmu sudah tak berguna??"

"Aku ...
Aku akan mengalahkanmu dengan es ...
Aku akan mengalahkanmu dengan sihir Ull ..." Grey masih berdiri.

"Sihir waktu dapat memanipulasi waktu dalam segala hal ...
Jika es maju ke masa depan, maka itu akan menguap ...
Dan jika mundur ke masa lalu, tentunya akan kembali ke wujud air ..." Jelas Ultear. Namun begitu, Grey masih belum menyerah.

"Aku yakin, dengan sihir ukiran Ull ..."

"Kau tak akan bisa mengalahkanku dengan es ...
Sihir ukiran itu tak akan bisa kau gunakan sama sekali" Ucap ultear, Namun, Grey tetap mengeluarkan es lagi.

"hah??"

"Kau ...
Kegelapanmu ...
Akan ku ...
Segel!!!" Grey meloncat menyerang dengan es di tangannya.

"Sudah ku bilang kan, es tak akan mempan terhadapku!!"

Blashhttt!!!!

Grey menebas Ultear.

"Waktunya ...
Ti-tidak mungkin ...
Aaarkhh!!!!"

Ultear tertebas.

"Apa yang terjadi!??" Ultear benar-benar tak mengerti kenapa sihirnya tak berfungsi.

"Kalau tidak salah, kau tidak bisa mengendalikan waktu untuk mahluk hidup kan?"

"Es merah??
Jangan-jangan ...
Kau membekukan darahmu sendiri!???"

"Ice Blade : Seven Slice Dance!!!!!" Grey menebas dengan es dari darahnya sendiri.

"Walaupun dengan daging yang tersayat dan tulang yang patah ...
Benar-benar gigih ...
Akan tetapi ...
Aku ...
Tidak boleh kalah!!!"

Ultear masih berdiri, dan ia menyiapkan sesuatu.

"Sampai aku bisa mencapai ...
Sihir Dunia Terhebat ...
Ice Make!!!" Di luar dugaan, Ultear ternyata bisa menggunakan sihir es.
"Rosen Corone!!!!" Ia menyerang dengan serangan es berbentuk mawar.

"I-Ini ...
Persis seperti ...
Sihir Ukiran Ull"

-To be Continued-

Sumber : 
beelzeta

FAIRY TAIL CHAPTER 239

FAIRY TAIL CHAPTER 239



"Bailah ..." Ucap Grey tertunduk.
"Grey ..." Ultear menatap penuh harapan ke wajah Grey.

"Aku akan menghadapi Hades" Grey mengepalkan tangannya.

"Tapi ...
Kau akan terbunuh kalau kau menggunakan Perisai Es ..."
"Aku tahu itu ...
Aku sudah mengatakannya seratus kali, aku sudah siap untuk itu" Tekad Grey benar-benar sudah bulat.


"Terimakasih ..." Ucap Ultear.
"Jangan salah paham ...
Aku melakukan ini semua bukan untukmu,
juga bukan untuk Ull ...
Aku melakukan ini ...
Untuk melindungi Serikat kami"

"..." Ultear tersenyum dan kemudian pergi membawa Zeref.

Sementara itu, setelah diminta pergi oleg Gildarts, Natsu dan yang lainnya telah sampai di perkemahan tempat yang lainnya dirawat.

"Ah ..."
"A-apa yang terjadi disini ..."
"Semuanya ..."

Terlihat Mirajane, Elfman, Gagil, serta Eva green sedang sekarat ...
Dan berita baiknya, Rustyrose juga sudah berhasil dikalahkan ...

"Gagil ...
Bahkan Mirajane juga!??" Lucy benar-benar tak percaya.
"Aku akan segera menyembuhkan mereka dengan sihir penyembuhanku" Ucap Wendy.

"Aku hargai itu, tapi mustahil kau bisa menyembuhkan orang sebanyak ini" Itu Lisana.
"Apalagi, kau sudah terlalu banyak menggunakan sihirmu hari ini ...
Kau harus banyak beristirahat"
"Aku juga berpikir begitu" Tambah yang lain.

..........

"Jadi, Master dan Kana terluka juga ya ..." Fried mendengar kabar tentang Master.
"Ini pertama kalinya terjadi disini" Ucap Bixlow.

"Saat ini, kapal perang Grimore Heart ada di laut,
Sebela timur dari posisi kita sekarang ...
Bagaimana jika untuk saat ini kita berpencar menjadi dua tim?
Satu menyerang dan satu bertahan" Saran si kucing hitam.

Sementara itu, Ultear yang pergi meninggalkan Grey sudah sampai di hadapan meldy ...

"Meldy ..." Sapanya ke Meldy yang sedang duduk di sebelah Juvia.
"Ul ...
Ultear ...
Apa itu benar-benar ..."
"Ya, kau benar ...
Dia ini adalah Zeref" Ucap Ultear, Meldy tampak senang mengetahuinya.

"Ada perubahan rencana, kita harus segera meninggalkan Pulau ini" Ucap Ultear.
"T-Tapi ...
Aku harus menemukan Grey" Ucap Meldy.
"Kau bisa melupakan dia ..."
"Eh???"
"Sekarang dia bukan musuh kita lagi" Ucap Ultear dan kemudian teringatakan percakapannya dengan Grey ...

"Dengar Grey ...
Ayahku dibunuh oleh Hades" Ucap Ultear.
"!???"

"Jadi untuk membalas dendam,
ibuku menghadapi musuh-musuhnya sendiri dan membawaku ke Grimore Heart ...
Setelah Ull meninggal, aku mengetahui kebenaran ini dari buku hariannya ...
Bahwa, dia menyusup ke Grimore Heart untuk membalas dendam ..." Jelas Ultear.

"!??"

"Akan tetapi, kekuatan sihir Hades lebih kuat dari siapapun ...
Dan Ull menyadari hal tersebut ...
Jadi, dia mempelajari Iced Shield ..."

"Iced Shield???"

"Aku tak mampu mempelajari sihir itu, meskipun darah Ull mengalir di tubuhku ...
Sejauh ini, hanya Iced Shield, sihir yang ku tahu mampu mengalahkan Hades ...
Hanya Iced Shield ..." Ultear mencoba untuk meyakinkan Grey.

"Dan, jangan khawatir tentang Zeref ...
Begitu kami keluar dari Pulau,
aku akan menyegelnya sehingga tidak seorangpun bisa menemukannya lagi ...
Sejak awal aku tidak berniat menyerahkannya ke Hades ..." Jelas Ultear lagi.

"!??" Grey benar-benar baru tahu ini semua.

"Jadi ku mohon ....
Kaulah satu-satunya yang dapat memenuhi impian Ull"

"Grey bukan lagi musuh kita ..." Ucap Ull.
"???" Meldy bertanya-tanya.

"Sekarang Grey adalah ...
Kartu Trap!" Ultear mengeluarkan sebuah senyum licik.

"Dia benar-benar tertipu dengan cerita itu!!!
Cerita yang bahkan baru ku karang tadi!!!
Hahaha!!!!" Akhirnya Ultear memperlihatkan niat busuknya.

"Jika semuanya berjalan dengan lancar ...
Aku akan menyingkirkan Grey dan Hades sekaligus ...
Aku rasa ini adalah akhir yang indah untuk semuanya ..." Ucapnya.

"Ma-Master Hades? Tapi kenapa??" Meldy tak mengerti.

"Itu karena sudah pasti kan, Zeref hanya akan menjadi milik kita ...
Grey, Hades, mereka semua akan menari tepat di telapak tanganku ...
Aku tidak akan memberikan Zeref pada siapapun!!!!
Dia sepenuhnya milikku!!!!" Ucap Ultear.

"..." Meldy terdiam.

"Yaah, tapi aku rasa aku terlalu berlebihan ...
Aku tak boleh terlalu berharap Grey bisa mengalahkan Master Hades ...
Tapi ku rasa, itu cukup untuk mengalihkan mata Hades dari kita ...
Ayo cepat tinggalkan Pulau ini sebelum matanya menemukan kita"
"Baik ..." Ucap Meldy.

"Lalu, siapa perempuan ini??" Ultear baru menyadari keberadaan Juvia.
"Juvia, dia adalah temannya Grey" Jelas Meldy.

"Hmm??"

Ultear mengeluarkan sebuah pedang dan bersiap ...

"A-apa yang akan kau!!?"
"Tentu saja aku akan membunuhnya" Ucap Ultear.

"T-Tapi ...
Dia sudah tidak memiliki semangat untuk bertarung lagi"

"Diam!!!
Tidak akan ada bagian dari Grey yang boleh melihat masa depan ...
Aku tak peduli dia akan terbunuh oleh Hades ataukah karena Ice Shield,
Tapi jika dia mampu untuk hidup lebih lama lagi,
aku akan membuatnya merasakan kehilangan temannya"

Ultear menusukan pedang itu ke Juvia. Akan tetapi ...

Sesaat sebelum pedang itu menyentuh targetnya, sesuatu menghentikannya, sebuah es yang diciptakan oleh Grey ...

"!!!"

Di Luar dugaan, Grey datang untuk menyelamatkan Juvia.

 "Grey!???"

"Aku sudah menyadarinya kalau ini cuma tipuan ..." Ucap Grey.

"Aku tidak menyangka, sejak kapan kau menyadarinya??"

"Aku sudah tidak mempercayai kata-katamu dari awal" Ucap Grey.
"Hmm, jadi kau berusaha untuk mencari tahu niatku yang sesungguhnya ya ...
Anak nakal" Ucap ultear.

"Hah, Lagipula, aku sudah bersumpah untuk tidak menggunakan sihir itu lagi ....
Tidak peduli seperti apa keinginan Ull, aku punya keinginanku sendiri ...
Aku ingin berjalan dijalan dimana aku bisa hidup bersama-sama dengan teman-temanku!!!!" Teriak Grey.

"Hidup ..." Meldy merasakan sesuatu, Juvia tersenyum dalam pingsannya ...

"Yah, Yah ...
Ternyata kau bukan hanya orang bodoh yang berpikiran singkat ...
Dan aku sudah begitu dekat untuk bisa menyingkirkan Hades ...
Kau tahu, aku benar-benar tidak ingin melawanmu ..." Perlahan Ultear melangkah mendekat ke Grey.

"Karena kau adalah murid tercintanya, iya kan ...
Kau telah memilih untuk dibunuh dengan cara yang sangat kejam"

"Majulah perempuan jalang!!
Aku akan mengajarimu tradisi di tempat ibumu!!" Grey membuka bajunya.

"!!!!!" Ultear mulai serius.
"Aku adalah ketua dari Sevent Kindred Pulgatory!!
Orang sepertimu bkanlah lawanku!!"

Ucap Ultear. Akan tetapi, Grey tak peduli dan dengan cepat ...

Sebuah pukulan es menghantam tubuh Ultear ...


-To be Continued-

sumber beelzeta

FAIRY TAIL CHAPTER 238

FAIRY TAIL CHAPTER 238

Berkat dorongan semangat dari teman-temannya, Erza berhasil mengalahkan Azuma.
Azuma rebah di tanah dan suatu kenaehan terjadi pada tubuhnya.
Perlahan, tubuhnya ditumbuhi oleh pohon ...


"Tu-tubuhmu?" Erza yang juga sudah kehabisan tenaga tak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Ini adalah efek samping dari Lost Magic, aku menggunakannya melebihi batas terlalu lama" Jelas Azuma, wajahnya mulai ditumbuhi ranting-ranting kecil ...

"Dan seperti yang sudah aku janjikan ...
Aku akan mengembalikan kekuatan sihir mereka semua ..." Ucap Azuma lagi.

"Apa kau kenal seseorang yang bernama Gerald?" Erza bertanya.
"Ya ...
Dia terobsesi dengan ide hantu zeref hingga ia kehilangan akal sehatnya ...
Pria menyedihkan yang berjalan di jalan kekosongan ...
Apa dia orang yang penting bagimu?"

"..." Erza tak menjawab.

"Maaf, tapi ku pikir ini semua ulah Ultear ...
Rencana yang memakan waktu delapan tahun, hanya untuk membuat dewan sementara mengalihkan perhatiannya jauh dari kami ...
Orang yang begitu mengerikan,
orang yang dipercayai tuan Hades lebih dari yang lain ..."

"Kenapa kalian begitu ingin menangkap Zeref!?" Erza kembali bertanya.
"Sihir Pertama di Dunia ...
Untuk lebih dekat dengan sumber asli dari segala sihir ..." Lebih dari setengah bagian tubuh Azuma telah menjadi tumbuhan.

"Sumber dari segala sihir??
Lalu apa yang akan terjadi kalau kalian bisa mendapatkannya!??"

"Mimpi Gerald akan surga ...
Kami ..." Belum selesai berbicara, Azuma telah menjadi pohon seutuhnya.

"Hei!!" Erza berteriak, namun Azuma tak mungkin bisa kembali ..

"Sumber dari segala sihir?" Erza penasaran.

Whusssss!!!!!!!

Setelah Azuma dikalahkan, sebuah cahaya menyebar ke sekujur Pulau, mengembalikan kekuatan sihir para angota Fairy Tail.

"Apa ini?"
"Apa yang terjadi?"
"Kekuatan sihirku ..."
"Kembali!!"
"Yeah" Natsu, Lucy, Wendy dan yang lainnya tampak senang.

..........

Kekuatan sihir juga kembali untuk Fried dan Bixlow ...

"Baiklah ..."
"Ayo kembali beraksi" Ucap mereka.

"Rasakan ini!!!" Mereka berdua menyerang Rustyrose.

"Apa yang terjadi?" Kisana tak mengerti.
"Tampaknya kekuatan sihir kita sudah kembali normal" Ucap Levy.

"Ada apa Azuma!?
Kenapa kekuatan sihir mereka kembali??" Ruztyrose tak mengerti.

..........

Di tempat Gildarts ...

"Jadi, tanpa kekuatan sihir, Gildarts hanyalah sampah ya ..." Bluenote hendak menginjak kepala Gildarts yang rebah di tanah. Akan tetapi ...

Happ ...

Kekuatan sihir Gilfarts kembali dan ia dengan mudah mencengkram kaki yajng hendak menginjaknya,

"Sudah kembali!??" Bluenote terlihat kaget.

"Heh, bagaimana cara membalas kebaikanmu yang sudah memberiku pemanasan?" Gildarts terbangun, ia bahkan melempar tubuh Bluenote.

"Hah ...
Ya, terus begitu, Gildarts!" Bluenote malah semakin bersemangat.
"Ayo kita mulai duel yang sesungguhnya ...
Black Hole!!!" Bluenote menciptakan sebuah titik hitam di depan telapak tangannya.

"Ukkh, apa ini ..." Gildarts merasakan suatu tekanan yang luar biasa.

"Setitik Gravitasi tak terbatas yang akan menelan semuanya!!
Terbang!! Akan ku buat kau terbang!!!" Teriak Bluenote.

Di tempat Rustyrose, ia juga mendesak Fairy Tail ...
"Bangkitalh dari permukaan, Menara Dingir!!!" Teriaknya dan kemudian, menara raksasapun muncul mengurung tubuh Bixlow dan Fried.
"Keluar dari tanah dan hancurkan peri-peri ini!!!!!"

"A-apa ini ..."
"Badanku tak bisa bergerak ..." Dua ksatria Fairy Tail terjepit.

"Uwaa ..."
"Sial, kita juga tertangkap" Levy dan si kucing hitam juga.

Namun tiba-tiba, Elfman menyerang tubuh Rustyrose dari belakang. Kemudian, anggota Grimore Heart itupun terpental dan menaranya menghilang.

Sepertinya, keadaan kembali berbalik ...

Di tempat Gerald, sungguh tak bisa dipercaya, ia menahan titik gravitasi tak terbatas Bluenote, bahkan menghancurkannya.

"Ha-Hancur!?" Bluenote tak percaya.

"Kalau kau mau terbang, bolehkah aku yang membuatmu terbang??
Hoja Kensei Itten ..." Gerald bersiap untuk menyerang.

Jblashh!!!

Dan pukulan sihirnyapun mementalkan tubuh Bluenote ke udara.

Sementara Fried, ia juga bersiap untuk menyerang Rustytose ...

"Yami no Ecriture ....
Destruction!!!!!" Pedang yang dibawanya sukses menebas tubuh Rustyrose.

Fairy Tail berhasil mengalahkan mereka, tujuh pasukan Grimore Heart ditambah Bluenote, kcuali Ultear ...

"Sepertinya semua kekuatan sihir telah kembali seperti semula" Ucap Ultear yang membawa Zeref ke Grey.

"Impian ...
Ull ..." Grey masih belum mengerti.

"Terserah kau mau percaya atau tidak ...
Aku akan membawa zeref dan meninggalkan Pulau ini ...
Kau harus ...
Mengalahkan Hades" Ucap Ultear.

Ada apa sebenarnya ini? Di pihak mana Ultear sebenarnya berada?

"Dengan kekuatan Ull, sihir es, kau bisa mengalahkan Hades ...
Kumohon ...
Hanya kaulah satu-satunya orang yang bisa menjawab doa kami" Ucap Ultear.

-To be Continued-

Sumber : 
beelzeta

FAIRY TAIL CHAPTER 237

FAIRY TAIL CHAPTER 237





Jauh dari Pulau suci Fairy Tail, di sebuah penjara, tepatnya penjara Dewan, terlihat Gerald sedang mendekam di pojokan. Dan sungguh mengejutkan, sekilas ia memanggil nama Erza ...


"Hmm?
Apa barusan kau mengatakan sesuatu, Siegrain-sama?" Tanya seorang penjaga di luar.
"Bodoh!!! Dia itu bukan Siegrain-sama lagi, dia Gerald!!" Bentak penjaga lain ke penjaga tadi.
"Ma-maafkan aku, senior" Ucap penjaga tadi sementara Gerald hanya terdiam.

"Hancurnya dewan adalah tanggung jawabnya ...
Kekejaman yang menghancurkan kepercayaan semua orang, ia pantas menerima ini semua" Ucap si senior itu.

Sementara, Gerald terus saja diam, hanya bergumam tak jelas itu apa.

"Hei Hei, apa dia menggumamkan sesuatu? Apa itu sejenis mantra??"
"Penjara ini dibuat dengan batu yang mampu menahan kekuatan sihir, mantra apapun tak akan berfungsi disini ...
Apa kau mau mengujinya??"
"Menguji apa??"
"Menguji apakah Gerald benar-benar tidak berdaya"

"Uarghhh!!!!" Gerald menjerit saat si penjaga menembakan sihir listrik ke tubuhnya.
"Arghh!!" Ia benar-benar tidak berdaya.

"He-hentikan itu, Nadaru ...
Kau keterlaluan" Ucap penjaga satunya.

"Ukhh ..." Gerald mengerang.

"Bicara apa tadi kau hah?
Apa itu mantramu??"

"Uaghh ..." Lagi-lagi Gerald disetrum, ia rebah tak berdaya.

"Oh iya, sejak kau disini, kau belum makan sama sekali kan?
Apa sekarang kau lapar?"

"Hah ...
Hah ..." Gerald tak menjawab.

"Baiklah, kalau kau ingin makan, kau hanya harus mengatakan, Tolong berikan saya makanan, Nadaru-sama ...
Jika kau memohon padaku, dengan senang hati aku akan memberimu makan" Gerald benar-benar dilecehkan.

"Jika kau tak mengatakannya, kau tak akan mendapat makanan sama sekali lho"

"Hah ...
Hah ..." Gerald masih diam ...

"Hmm?"

"Erza ..." Lagi-lagi Gerald menyebut nama Erza.
"Jangan kalah ..." Ucapnya.

Waw, apakah Gerald tahu apa yang sedang Erza lakukan? Apa ia bisa merasakan apa yang Erza rasakan? Apakah perasaan mereka benar-benar terhubung?

"Gerald!??" Erza yang sebelumnya tak berdaya terlilit kayu Azuma mendadak membuka matanya.

"Hah ...
Hah ..." Ia kembali bersiap untuk bertarung.

"Apa tadi itu suara Gerald?
Tidak mungkin" Pikir Erza.

Sementara Azuma, ia kaget karena melihat Erza masih bisa bangkit dari seerangan pohonnya.
"Ti-tidak mungkin ...
Dia telah terkena kekuatan penuh Pulau Tenrou, bagaimana bisa ..." Ucap Azuma tak percaya.

"Ini pasti hanya perasaanku saja ...
Jangan sampai aku terjebak oleh perasaanku ...
Gerald sudah tidak disini lagi ...
Tetap fokus ...
Untuk melindungi semuanya ...
Aku akan kembali bangkit!!!!" Erza bersiap sambil menggenggam sebilah pedang.

Shrasshh!!!!

Erza menebas ...

"Aku sangat bersemangat ...
Hatiku berdegup dengan kencang" Pikir Azuma sambil terus melawan serangan demi serangan Erza.

"Sial ..." Lagi-lagi Erza terikat oleh kayu-kayu Azuma.

Erza teringat akan masa kanak-kanaknya ...

"Jadi, sekarang namamu adalah Erza Scarlet ...
Itu sama dengan warna rambutmu, itu agar kau tidak pernah lupa" Ucap Gerald kecil ke Erza waktu itu.

"!!!!" Erza terikat kayu.

"Ini akan menghabisimu!!!
Rasakanlah kekuatan dari Pulau Tenrou sekali lagi!!!
Terra Chrymal!!"

Dhuarrr!!!!

Lagi-lagi Azuma menggunakan ledakan yang dahsyat, Erza terhempas.

"Jadi cuma sampai disini ..." Samar-samar terdengar suara seseorang.
"Apa kau sudah menyerah?"

"Ge ..." Erza membuka matanya.

"Erza ..." Tampak bayangan Natsu sedang berdiri di depannya.

"..." Erza membuka mata, terlihat bayangan teman-temannya di Fairy Tail.

"Semuanya ..."

"!!!" Erza mengepalkan tangannya.

"Aku tahu ...
Jadi begitu, ya ...
Maafkan aku ...
Entah kenapa aku telah lupa ..." Lagi-lagi Erza bangkit, semangat dari teman-temannya mendorong Erza untuk kembali menyerang.


"Bukan aku yang melindungi semuanya ...
Akulah yang selalu dilindungi oleh teman-temanku"

"Ti-tidak mungkin ..." Azuma terdiam.
"Aku telah mengontrol seluruh kekuatan Pulau Tenrou ...
Darimana ia mendapat kekuatan sebesar ini" Pikirnya.

"Kepercayaan ...
Jadi kekuatan mereka yang sebenarnya ...
Tidak terletak pada masing-masing individu, melainkan dalam jumlah mereka ...
Sebuah Guild yang benar-benar menakjubkan ...
Luar biasa" Azuma tersenyum.

Jbhrasss!!!!

Tebasan pedang Erza mengenai tepat Dada Azuma.

-To be Continued-

Sumber : 
beelzeta

FAIRY TAIL CHAPTER 236

FAIRY TAIL CHAPTER 236




Setelah sebelumnya sempat membalikan keadaan, kini Fairy Tail kembali terdesak ...
Terlebih, kekuatan mereka menghilang setelah pohon Tenrou sukses direbahkan oleh Azuma ...

"Ke-keuatanku ...
Menghilang?" Grey meratapi tubuhnya.
"Sepertinya pohon Tenrou telah tumbang ...
Karena itu kekuatan Fairy Tail menghilang" Ucap Ultear.

Selain Grey, Juvia juga melemah ...
"Hah ..." Ia rebah di pangkuan Meldy yang sepertinya sudah tak menjadi musuh lagi.
"Kenapa aku melakukan ini semua padanya ...
Aku juga tak tahu" Ucap Meldy.

Di tempat pertarungan utama, Erza vs Azuma ...

"Kenapa kau melakukan ini!?" Tanya Erza ke Azuma yang berdiri di depannya.

"Peribtah Master Hades ...
Aku harus melenyapkan sisa-sisa penyihir Fairy Tail" Ucap Azuma.

"Bukan itu ...
Maksudku, kenapa hanya kekuatanku yang tidak menghilang!??"

"Sudah ku bilang kan ...
Aku ingin bertarung melawanmu yang serius ...
Itu saja" Ucap Azuma.

"Itu berarti ...
Apa kau akan mengembalikan kekuatan mereka kalau aku bisa mengalahkanmu?"

"Ya, aku janji ...
Tapi kalau kau bisa mengalahkanku ...
Lagipula, jujur aku tak suka melakukan ini"

"Hah ...
Nyawa teman-temanku dipertaruhkan ...
Tidak peduli apapun itu, aku harus menang!!!" Erza melesat maju menyerang, dengan cepat ia berubah ke mode lain.

"!!!" Azuma menatap lurus ke arah Erza yang berubah mode, entah karena ia merasakan kekuatan sihir yang besar, atau mungkin karena sejenak Erza telanjang, entahlah.

"Heaven Wheel : Blumenblatt!!!!" Erza mengeluarkan puluhan pedang dengan sihir dan menusukkannya ke arah Azuma. Namun, Azuma bisa menahan itu semua dengan kayu yang ia kendalikan menjadi pelindung.

"!!?"

"Phorium Seeker!!!" Azuma balas menyerang dengan serangan daun, Erza masih mampu bertahan.
"Laum Seeker!!!" Azuma kembali menyerang, Erza mulai kewalahan.

Akan tetapi, Erza tak putus asa dan terus mencoba.

Pertarungan benar-benar sengit ...

Erza mencoba menyerang dengan mode zirah satu pedang, Azuma berhasil meraih kedua kaki Erza.

"Tower Burst!!" Azuma mengeluarkan menara api yang begitu dahsyat, Erza berteriak.

"Hah ...
hah ..." Erza kelelahan.
"Kekuatannya benar-benar luar biasa ...
Dia bahkan bisa merusak Baju Zirah dan Baju suci Fairyku ...
Apa yang harus ku lakukan??" Pikir Erza.
"Aha ...
Aku ingat ...
Minggu lalu aku membeli sebuah baju seksi ..." Erza membayangkan dirinya dengan pakaian seksi.
"Tidakk!!! Bukan begitu! Apa yang ku pikirkan???" Teriak Erza.

"Kau itu bicara dengan siapa??" Azuma tak mengerti.

Kembali fokus ...

"Yah ...
Yang bisa ku lakukan sekarang ...
Jika aku ingin mengalahkan kekuatan shirnya, aku harus mengumpulkan seluruh kekuatanku untuk satu serangan ...
Tak ada bagian untuk pertahanan, hanya menyerang ...
Itu berarti ...
Aku tak butuh baju ...
Yang ku butuhkan hanya pedang"

Erza tak memakai zirah, hanya menggenggam sebuah pedang yang penuh dengan energi sihirnya.

"!!??"

"Fairy Crimson Cherry!!!" Erza bersiap untuk menebas.

"!!!" Azuma mengarahkan pohon-pohon ke Erza. Erza tak mampu menyerang, tubuhnya dililit pohon-pohon.

"Membuka sihir Tenrou yang tertidur di dalam tanah!!!" Azuma bersiap untuk sesuatu ...
"Terra Chyrmal!!!!" Ledakan yang besar melanda tubuh Erza.

Erza rebah tak berdaya ...

"Titania ...
Kau kalah" Ucap Azuma.

Sementara itu, di tempat yang sangat jauh dari Pulau, tepatnya di Penjara Dewan Sihir ...
Perjara dalam yang pintunya terantai dan dilindungi berbagai segel penahan sihir ...
Terlihat Gerald terduduk lemah di Pojokan ...

"Erza ..." Ucapnya.

-To be Continued-


Sumber : beelzeta

FAIRY TAIL CHAPTER 235

fairy tail chapter 235

Setelah bantuan datang, posisi Fairy Tail sedikit membaik, musuh mulai terdesak ...
Namun, Grimore Heart tak semudah itu untuk bisa ditaklukan ...


"Ketakutan ...
Aku merasakan ketakutan dalam diriku?" Rustyrose berkeringat.
"Tapi ...
Tidak buruk juga ..." Perlahan ia berdiri.

"Hah ..." Ia bersiap.

"!?" Bixlow dan Fried terkejut.

"Ketakutan hanyalah inspirasi berlebihan dari imajinasiku!!!!!!" Rustyrose menciptakan ratusan hantu yang menyerang kedua ksatria Fairy Tail itu.
"Majulah hantu-hantu Britear!!
Lahap seluruh jiwa Fairy Tail!!!" Teriak Rustyrose.

"Haah .."
"Mereka membungkus sekujur tubuh kita" Bixlow dan Fried terikat.

"Kalian berdua, hati-hatilah!!" Teriak Levy.

Di tempat lain, di arena duel antara Gildarts melawan Bluenote ...

Bhuakkkk!!!!!
Tampak Bluenote menghantam telak pipi Gildarts.

"Sialan kau!!"

Bhuukkk!!!!
Gildarts membalas dengan menghantamkan kepalanya ke kepala lawan.

Di tempat Erza, ia yang sudah berada di mode zirah meloncat menyerang menuju Azuma sambil membawa dua belah kapak.

Shassshh!!
Ia menyerang ...
Namun, dengan mudah Azuma meloncat ...

Sett ...
Azuma menggerakan tangannya, membuat pepohonan melilit kaki Erza.

"Braybee!!!" Ucap Azuma dan kemudian kayu-kayu itu meledak. Erza terpental ke belakang.

Whuss ...
Bersamaan dengn itu, Erza berubah ke mode lain.
"Venus Photon Slicer!!!" Setelahnya ia langsung menyerang dengan tembakan dari dua pedangnya, Azuma terpental.

"Hah ..." Azuma tersenyum.

"Apanya yang lucu?"
"Aku telah menunggu orang sepertimu ...
Ini pasti akan menyenangkan" Ucap Azuma.

"Aku telah mendengar keberanian dan kegagahanmu ...
Kita berdua sama ...
Bertarung untuk menentukan siapa yang kuat" Ucap Azuma lagi.

"Maaf, tapi aku tidak setuju" Erza kembali berubah ke mode zirah biasa.
"Aku tak peduli dengan orang yang kuat" Ucapnya.

"Itu tak benar, kalau kau tak pedul, tak mungkin kau memiliki kekuatan seperti ini" Ucap Azuma.

"Kekuatan ini ...
Aku perlu kekuatan ini untuk melindungi teman-temanku ...
Selama aku mempunyai itu, aku tak peduli walau aku menjadi yang terlemah"

"Ng??"

"!!!" Pepohonan di sekitar Erza mulai bergerak.

"Sihirku adalah sihir Pohon ...
Lost Magic, Great Tree arc" Jelas Azuma.
"Ledakan-ledakan ini tercipta oleh pemadatan sihir bumi ke dalam buah dari pepohonan ini ...
Tapi, kekuatan sebenarnya dari sihir ini berakar dari dalam bumi,
Yang mengendalikan semua kekuatan sihir yang tersimpan di dalam Bumi itu sendiri ..." Lanjutnya.

"Mengendalikan kekuatan sihir di dalam Bumi??"

"Ya, dan alasan kenapa aku datang ke Pulau ini ...
Sebenarnya adalah untuk mengambil alih kekuatan sihir dari Pulau ini ..."

"A-Apa!??"

"Ini bukanlah keinginanku, ini perintah, aku tak punya pilihan ..." Azuma bersiap, pohon-pohon terus bergerak ...
"A-apa yang akan kau lakukan ...
Sial ...
Apa yang telah kau lakukan pada Pulau Suci kami ... !???"

Pohon Tenrou raksasa di Pulau terlihat mulai roboh secara perlahan ...


"Ap-apa yang terjadi!???
Pulaunya ..." Dewan sihir yang berada di luar Pulau itu kaget.

Bukan hanya mereka, Natsu dkk juga ...

"Gaah! Apa yang terjadi!???" Naruto berlari sambil menggendong kakek Makarov.

"Hiyaaa!!!"
"Cepat lari!!!" Teriak Lucy dan yang lainnya.

"Hah!!?
A-apa ..." Tiba-tiba tubuh Natsu melemah.
"Ap-apa ini ...
Kekuatanku ...
tiba-tiba mengering"
"Tidak mungkin ..." Semuanya rebah dengan tubuh lemah tanpa kekuatan sihir.

Di tempat Grey ...
"Ini adalah ..."
"Tidak salah lagi, Azuma" Ucap Ultear.

Di tempat Rustyrose, keadaan kembali berbalik, Bixlow dan Fried terdesak ...

"Hahaha!!!" Rustyrose tertawa sambil terus menyerang.

"Apa yang terjadi!?"
"Aku hampir tak bisa bergerak"

Pohon terus roboh ...
Di tempat Gildarts, pengaruh hilanya sihir juga terjadi padanya ...

"Arkhh!!
Sial ...
Apa yang terjadi ..." Gildarts rebah dengan mudah akibat serangan Bluenote.

"Pak tua sialan itu ...
Azuma dengan perintah anehnya" Bluenote menoleh ke arah runtuhnya Tenrou.

Sementara itu dari dalam kapal, Hades juga melihat ke arah Pulau ...
"Gildarts ...
Ternyata si Makarov itu masih punya kartu as ...
Jadi ada juga orang yang mampu menghentikan Bluenote ...
Ini sudah memakan waktu cukup banyak ...
Azuma, apa kau sudah mengambil kekuatan sihir pohon Tenrou?
Dengan ini, setiap menit kesempatan Fairy Tail untuk menang akan sirnah ...
Fufufu"

Kembali ke tempat Erza dan Azuma ...
"Ketua Hades sangat mengenal Pulau ini" Ucap Azuma ke Erza.

"Pohon raksasa yang tumbuh di pusat Pulau ini,
adalah anugrah Tuhan yang melindungi puncak daya tahan dari Fairy Tail itu sendiri ...
Di Pulau ini, nyawa kalian akan dilindungi ...
Ada kekuatan khusus di Pulau ini yang meningkatkan sihir kalian ..." Jelas Azuma.

"Jadi itu alasan master memilih tempat ini!??
Lalu apa kau yang mencabut pohon itu!???"

"Ya, benar sekali ...
Dengan ini, perlindungan terhadap nyawa kalian telah menghilang ...
Dan, kami juga akan melanjutkan dengan mengeringkan energi sihir dari semua penyihir Fairy Tail ..."

"Ti-Tidak mungkin ...
Kau tak mungkin bisa melakukan itu!!"

"Dan jika ini sudah berakhir ...
Fairy Tail akan musnah" Ucap Azuma.

"Apapun yang kau miliki, dengan kekuatan sihir pulau ini, itu tak ada apa-apanya ...
Jadi, Titania ...
Teman-temanmu yang berada di Pulau ini sedang di ambang kematian ...
Dan hanya kaulah yang bisa menyelamatkan mereka ...
Apa kau punya kekuatan untuk melindungi teman-temanmu?
Ayo, tunjukan padaku"

Erza terlihat begitu marah ...

-To be Continued-


Sumber : 
beelzeta